who we are
Sekelumit dibalik penyelenggaraan
Indonesian World/Jazz meeting
IWJM diselenggarakan oleh WartaJazz, the Indonesian jazz ecosystem
Pada tahun 2014 Agus Setiawan Basuni, Ajie Wartono dan Djaduk Ferianto berangkat menghadiri Jazzahead, pertemuan jazz terbesar sedunia di Bremen, Jerman.
Dari sejumlah pertemuan dan diskusi, muncullah gagasan membuat kegiatan serupa dalam skala Indonesia. Dalam kesempatan terpisah juga ada diskusi dengan Irwansyah Harahap, seorang etnomusikolog pentolan grup Suarasama dari Medan.
Pada tahun 2019 Agus Setiawan Basuni kembali menghadiri pertemuan Jazzahead yang seharusnya juga dihadiri oleh Ajie Wartono dan Djaduk Ferianto, namun karena alasan visa, dua nama terakhir urung berangkat.
Sepulang dari Jazzahead tersebut disusunlah plan untuk menggelar Indonesian World/Jazz Meeting yang sedianya dilaksanakan pada tahun 2000. Namun seperti kita tahu, pandemi berlangsung selama 3 tahun hingga awal tahun 2023 pemerintah memutuskan kalau pandemi telah lewat.
Sayangnya pada tahun 2019 beberapa hari sebelum NgayogJazz, Djaduk Ferianto menghadap sang Maha Kuasa. Dua tahun setelahnya di bulan yang sama Irwansyah menyusul menghadap sang Khalik. Kedua nama yang menjadi rekan diskusi dalam banyak kesempatan ini merupakan tokoh yang mendukung gagasan pentingnya menyusun sebuah grand design dalam konteks kepentingan “menjual” talenta musik Indonesia ke pasar dunia.
Alhamdulilah ditahun 2023 ini IWJM menggandeng NgayogJazz sebagai Festival Partner, dan didukung oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kemenparekraf/Baparekraf cq. Deputi Bidang Industri dan Investasi plus ARTotel Suites Bianti Yogyakarta sebagai official venue & hotel dengan pelaksanaan acara juga berkolaborasi dengan Komunitas Jazz se-Indonesia (KJI) untuk kegiatan Sarasehan.
Anda ingin turut mendukung dan menjadi bagian Indonesian World/Jazz Meeting ? Silakan hubungi kami di +62819-278-25299 atau +6281-2270-1719
.